KABUT tipis menuruni punggung pegunungan Papua, menyelimuti tambang Grasberg yang dulu dikenal tak pernah tidur, dan kini terdengar sepi seolah menyimpan rahasia.
Di balik kesunyian itu, pertanyaan menggantung: mengapa produksi emas dan tembaga PT Freeport Indonesia menyusut drastis pada kuartal pertama tahun ini.
Korporasi tambang yang selama ini menjadi mesin devisa negara tiba-tiba seperti kehilangan napas pada awal 2025, namun tidak tanpa alasan yang jelas.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Kereta Melesat, Utang Terkendali: Strategi KAI Menjaga Arah Bisnis
Kereta Whoosh Membawa Prestise, Tapi WIKA Harus Menanggung Luka Finansial
Skema Blended Finance DBS Indonesia Targetkan UMKM Sosial Tak Lagi Tertinggal

SCROLL TO RESUME CONTENT
Produksi tembaga anjlok dari 491 juta pon menjadi hanya 296 juta pon, sementara emas merosot dari 545 ribu ons menjadi 284 ribu ons.
Manajemen Freeport menjelaskan, keterlambatan izin ekspor konsentrat hingga 17 Maret 2025 serta proyek pemeliharaan besar di tambang bawah tanah menjadi penyebab utama penurunan.
Ekspor Konsentrat Tersendat Karena Izin Pemerintah Baru Terbit
Selama hampir tiga bulan, gudang penyimpanan di Amamapare dipenuhi tumpukan konsentrat yang menunggu kepastian izin untuk menyeberang ke pasar global.
Baca Juga:
KESDM Wajibkan 7 Perusahaan Lakukan Hilirisasi, Termasuk PT Adaro Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal
Inilah 8 Peranan dan Manfaat Penting dari Publikasi Press Release bagi Dunia Usaha dan Perusahaan
Baru pada pertengahan Maret, pemerintah Indonesia mengeluarkan izin ekspor enam bulan yang memungkinkan Freeport kembali mengirimkan produk ke luar negeri.
“Izin ekspor ini penting untuk menjaga arus kas dan stabilitas operasi jangka pendek,” kata Kathleen Quirk, Presiden Freeport-McMoRan Inc, dalam rilis resminya.
Keputusan pemerintah dianggap sebagai kompromi sementara di tengah agenda besar hilirisasi mineral yang mendorong pengolahan di dalam negeri.
Namun, jeda izin yang terlalu lama membuat pendapatan Freeport pada kuartal I mengalami tekanan, meski harga jual komoditas justru berada pada titik menguntungkan.
Baca Juga:
Romadhon Jasn Menjadi Direktur Sapulangit Public Relations, Ditunjuk Sapulangit Media Circle (SMC)
Hanya Mampu Produksi Beras 50% dari Kebutuhan Nasionalnya, Mentan Malaysia Minta Bantuan Indonesia
Duet Kompak Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono, Ujung Tombak Capai Swasembada Pangan
Smelter Manyar Diperbaiki Cepat Demi Menjawab Tuntutan Hilirisasi
Di Gresik, Jawa Timur, smelter Manyar menjadi simbol harapan pemerintah sekaligus ujian bagi Freeport dalam memenuhi komitmen hilirisasi.
Setelah insiden kebakaran pada awal 2025, fasilitas itu berhasil diperbaiki lebih cepat dari jadwal, dengan target produksi katoda tembaga pada akhir Juni.
“Percepatan perbaikan smelter ini menunjukkan komitmen kami terhadap hilirisasi,” ujar Tony Wenas, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, dalam konferensi pers di Jakarta.
Pemerintah berharap fasilitas ini menjadi penopang utama program industrialisasi mineral strategis yang selama ini terhambat oleh keterbatasan kapasitas domestik.
Namun, kecepatan perbaikan tak menutupi fakta bahwa jeda produksi sempat mengganggu rantai pasokan dan menunda rencana hilirisasi yang lebih luas.
Harga Jual Tembaga Menjadi Penyelamat Ditengah Biaya Produksi
Meski volume penjualan berkurang, Freeport diuntungkan oleh harga tembaga yang stabil tinggi di pasar global sepanjang kuartal pertama 2025.
Rata-rata harga realisasi tembaga mencapai USD 4,34 per pon, lebih tinggi dari patokan London Metal Exchange, sehingga mampu menjaga margin keuntungan.
Sebaliknya, biaya produksi tercatat naik dengan net cash cost tembaga sebesar USD 0,64 per pon, naik dari minus USD 0,12 pada periode sama tahun lalu.
“Kami melihat tren harga komoditas tetap mendukung meskipun tantangan operasional masih tinggi,” ujar Kathleen Quirk menanggapi kondisi keuangan kuartal pertama.
Bagi Indonesia, harga tinggi ini turut menguntungkan karena tetap mendatangkan royalti meskipun volume ekspor berkurang dibandingkan tahun lalu.
Hilirisasi Nasional Jangan Berhenti Pada Gertakan Retoris Politik
Agenda hilirisasi mineral Indonesia sering dielu-elukan sebagai strategi jangka panjang, tetapi pencapaian di lapangan masih menghadapi banyak ganjalan.
Kisah keterlambatan izin ekspor Freeport dan perbaikan smelter Manyar seakan menegaskan bahwa implementasi hilirisasi tidak semudah jargon politik.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Tanpa perencanaan transisi yang matang, jeda izin bisa menimbulkan risiko serius pada pemasukan negara sekaligus kepercayaan pasar global.
Pengamat energi menilai kebijakan hilirisasi harus dibarengi kesiapan infrastruktur, bukan sekadar menahan izin ekspor.
Jika tidak, kebijakan ini hanya akan menjadi sandiwara administratif yang membuat korporasi tambang tersendat sementara negara ikut menanggung kerugian.****
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infotelko.com dan Infoekonomi.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media 23jam.com dan Haiidn.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallotangsel.com dan Haisumatera.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center



































